Pemanfaatan Aplikasi Untuk Meningkatkan Efektifitas dalam Pelaksanaan Penilaian dan Umpan Balik di SMPIT Al-Fityan Kubu Raya

Oleh: Ardi,S.Pd.

Sekolah Al-Fityan Kubu Raya merupakan sekolah berasrama (Boarding-School) yang mana para siswa tidak boleh membawa gadget/smarphone baik ke sekolah maupun ke asrama. Dari sudut pandang tertentu, tentu hal ini baik bagi siswa agar bisa fokus dengan belajarnya. Namun di sisi lain, hal ini akan menyebabkan mereka tertinggal dalam hal informasi dan teknologi (IT). Selain itu, para guru tentu ingin melakukan pembelajaran yang bisa menggali informasi dengan penggunaan teknologi pada kegiatan belajar mengajar (KBM). Dengan demikian, perlu kiranya mengambil langkah baru untuk mengakomodir kepentingan-kepentingan tersebut.

Beberapa bulan terakhir sampai bulan Mei, SMPIT Al-Fityan melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, sehingga para siswa tidak belajar online karena berada di asrama. Pada saat rapat sekolah dan setelah berkoordinasi dengan kepala sekolah, disampaikan lah ide untuk membeli beberapa unit tablet guna dipakai dalam pembelajaran di kelas menggunakan dana BOS. Hal ini mendapat dukungan pihak Yayasan sehingga terealisasi lah sejumlah tablet yang cukup untuk dua rombongan belajar.

Seiring berjalannya waktu, pengunaan tablet tidak hanya digunakan untuk pembelajaran, namun juga digunakan untuk kepentingan penilaian harian, penilaian tengah semester dan akhir semester. Penilaian sering dilakukan menggunakan aplikasi kuis online seperti google form atau google classroom, quizizz, atau CBT-Candy.

Dari aplikasi kuis tersebut para guru bisa mengambil nilai secara keseluruhan maupun masih dengan cara mengambil satu per satu nilai para siswa. Nilai yang diperoleh siswa, lalu diinput satu per satu ke buku administrasi guru secara tertulis. Adapun rekapan nilai untuk rapor nantinya juga akan diinput kembali satu-satu ke aplikasi e-rapor. Hal ini tentu terdapat beberapa masalah. Yang pertama, penilaian masih dilakukan tertulis, padahal sekarang sudah zaman digital dan seharusnya penggunaan kertas perlu dikurangi (paperless). Memang jika ditinjau dari segi autentik atau tidaknya laporan, penilaian tertulis lebih autentik karena tidak mudah diubah-ubah. Lalu masalah yang kedua, agak ribet jika nilai yang sudah didapat dari aplikasi online lalu dinput ke buku administrasi dan diinput lagi untuk nilai e-rapor satu per satu.

Oleh karena itu, perlu kiranya sebuah aplikasi penilaian yang output nilainya bisa di-copy dan di-paste­ ke form import e-rapor agar penginputan tidak dua kali. Timbul sebuah pertanyaan, mengapa nilai yang didapat dari aplikasi online tertentu, tidak langsung saja diinput ke aplikasi e-rapor? Jawabannya, tentu hal tersebut sangat bagus dan lebih praktis lagi. Namun, di SMPIT Al-Fityan belum bisa menginput nilai e-rapor secara online dari rumah jika terjadi pembelajaran daring, karena masih harus langsung dari server di sekolah.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan, maka pada aksi nyata modul 3.1, saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) mengajak pihak terkait untuk mengambil sebuah keputusan tentang pembuatan aplikasi penilaian yang mampu mengakomodir permasalahan yang ada dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan, yaitu:

1)   Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. Hal yang bertentangan dalam situasi ini adalah masih perlukah buku adminitrasi tertulis untuk alasan keautetikan atau perlu kiranya sebuah aplikasi digital yang mengurangi penggunaan kertas.

2)   Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Yang terlibat langsung dalam situasi ini adalah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum (wakakur) sehingga diperlukan koordinasi dan persetujuan mereka dalam pengambilan keputusan ini.

 

Gambar 1. Koodinasi dengan Kepala Sekolah

 

Gambar 2. Koodinasi dengan Wakakur

 

3)   Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Fakta-fakta yang terjadi adalah para guru harus menginput nilai secara manual satu per satu yang terdapat dua kali penginputan untuk e-rapor. Buku administrasi masih dijadikan oleh wakakur sebagai acuan penilaian.

4)   Pengujian benar atau salah. Hal yang akan dilakukan termasuk sesuatu hal yang benar, jika dipandang dari sudut tertentu.

5)   Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Paradigma yang terjadi adalah jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Penggunaan kertas dalam jangka panjang bisa mengurangi tindakan Go Green.

6)   Melakukan Prinsip Resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema yang terjadi digunakan adalah prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Peduli pada lingkungan dan juga kepada teman-teman guru agar dalam proses penilaian terdapat kemudahan.

7)   Investigasi Opsi Trilema. Pilihan lain adalah penginputan satu kali ke buku adminitrasi dari data di aplikasi, sedangkan nilai ke raport cukup copypaste saja tanpa menginput satu per satu.

8)   Buat Keputusan. Keputusan yang diambil adalah membuat aplikasi penilaian dengan tujuan membandingkan efektifitas penggunaannya dengan buku adminitrasi.

9)   Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. Refleksi pengambilan keputusan dengan terus berkoordinasi dengan kepala sekolah dan waka kurikulum dalam pembuatan aplikasi.

 

Pada hari mendekati aksi nyata modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak pada siswa, Aplikasi Penilaian telah siap untuk digunakan (lihat Gambar 3 dan Gambar 4). Proses pembuatan aplikasi melibatkan tim yang berasal dari Komunitas MGMP IPA internal yang disebut Guru Sci-Fi (Science Afisku). Mengapa aplikasi ini digunakan untuk aksi nyata modul 3.3? Karena Aplikasi Penilaian terkait dengan nilai-nilai para siswa yang akan diinput oleh guru. Selain itu, pada aplikasi tersebut terdapat fitur umpan balik dari siswa yang tentu bisa bermanfaat bagi siswa seperti pada gambar 5. Fungsi umpan balik adalah membantu peserta didik untuk menilai penampilan yang tidak dapat dilihat dan dirasakan oleh dirinya sendiri (Adang Suherman, 1998). Fungsi lainnya yang paling sering disajikan guru adalah sebagai alat untuk memotivasi peserta didik, pemberitahuan atau informasi, penguatan, dan motivasi.           

Gambar 3. Judul Aplikasi Penilaian

Gambar 4. Menu Aplikasi Penilaian

Gambar 5. Tampilan Umpan Balik pada Aplikasi Penilaian

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa aplikasi kuis online di sekolah telah digunakan dalam penilaian terhadap siswa. Aplikasi kuis tersebut memiliki fitur untuk menampilkan nilai langsung kepada siswa dan juga bisa memilih untuk tidak menampilkan. Sebagian besar siswa menginginkan nilainya langsung mereka ketahui. Namun ketika mereka mengetahui nilainya tidak tuntas, tidak semua merespon untuk menanyakan tentang remedial. Adapula yang merespon, namun kadang guru menunda untuk memberikan remedial, sehingga siswa lupa tentang nilai dan remedialnya.

Oleh karena itu, perlu sebuah gandengan Aplikasi Penilaian dari guru tersebut, yaitu Aplikasi Nilai Siswa seperti pada Gambar 6 dan 7. Aplikasi ini memudahkan siswa beserta orang tuanya untuk melihat hasil nilainya secara online. Hal ini berbeda dengan nilai-nilai pada aplikasi e-rapor yang tidak bisa diakses oleh siswa atau orang tua untuk dipantau perkembangannya secara online. Aplikasi nilai ini dilengkapi dengan menu saran, yaitu saran dari siswa ke guru terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan. Selain itu, aplikasi ini juga menampilkan umpan balik dari guru (Gambar 8).


Gambar 6. Judul Aplikasi Nilai Siswa

Gambar 7. Menu Aplikasi Nilai


Gambar 8. Tampilan Umpan Balik pada Aplikasi Nilai Siswa

Di awal rencana jika pembelajaran tidak online, Aplikasi Nilai Siswa akan digunakan siswa di kelas dengan memberikan satu tablet pada satu kelas agar mereka bisa melihat nilai-nilainya. Namun di akhir bulan mei, pembelajaran di SMPIT Al-Fityan dilaksanakan secara daring dan para siswa dipulangkan dari asrama. Hal ini karena ada kasus konfirmasi positif Covid-19 di lingkungan sekolah. Pada aksi nyata kali ini, aplikasi penilaian dan aplikasi nilai siswa masih dalam tahap uji coba. Aplikasi Penilaian digunakan oleh saya sendiri sebagai guru sekaligus CGP dan satu orang dari tim. Aplikasi Nilai Siswa digunakan oleh siswa kelas 7A dan orang tua juga bisa melihatnya dari rumah.

Pada Aplikasi Penilaian, terdapat menu “nilai” yang berguna untuk menginput nilai siswa beserta keterangan lengkap mengenai semester, kelas, mapel, KD, jenis penilaian, dan tanggal serta tentang materi yang menjadi penilaian (Lihat Gambar 9). Yang tidak kalah penting ada juga nama siswa beserta hasil input nilainya. Untuk menginput nilai siswa dengan meng-klik “add” pada halaman tersebut dan untuk menampilkan halaman download rekapan nilai siswa dengan meng-klik “view”.

 

 

    Gambar 9. Tampilan Detail Input Nilai dan Halaman Download pada Aplikasi Penilaian

 

Aplikasi Nilai akan dibuat untuk setiap kelas, sehingga kelas yang lain tidak bisa mengetahui nilai kelas yang lain. Pada Aplikasi Nilai Siswa, terdapat menu “Siswa” yang berguna untuk melihat nilai masing-masing dari siswa. Jadi ketika salah satu siswa ingin melihat nilainya bisa dengan meng-klik namanya dan akan muncul halaman seperti contoh pada gambar 10. Selain itu, siswa bisa melihat per item nilai mana yang ingin dilihat. Misalkan pada nilai tertentu siswa tersebut mendapat nilai di bawah KKM, maka siswa bisa langsung mengetahui secara rinci pada item penilaian apa mereka tidak tuntas. Dengan demikian, siswa bisa langsung mengubungi guru yang bersangkutan untuk meminta jadwal remedial. Hal ini juga memudahkan guru agar siswa bisa tuntas sebelum penilaian akhir semester. Selain itu, pada aplikasi ini, siswa yang lain bisa melihat nilai temannya di dalam satu kelas yang bisa dijadikan motivasi oleh masing-masing siswa untuk berkompetisi secara positif.


Gambar 10. Tampilan Detail Nilai per Siswa

Proses penginstalan Aplikasi Penilaian hingga siap pakai dilakukan dengan menggunakan email dari admin. Email tersebut dijadikan sebagai email user sehingga guru bisa mengaskes aplikasi tersebut. Jadi, email dari luar tidak akan bisa mengakses aplikasi tanpa izin dari admin. Begitu juga dengan Aplikasi Nilai Siswa, tidak mudah untuk dimasuki oleh pihak lain jika tidak mengetahui email atau password. Selain admin, email disetting sebagai user, yang artinya hanya bisa menggunakan aplikasi dan tidak bisa mengubah kode dasar aplikasi.

Di dalam menjalan Aplikasi Penilaian ataupun Aplikasi Nilai Siswa, diperlukan aplikasi Appsheet sebagai aplikasi utama karena aplikasi masih berupa Prototype (versi free). Jika versinya sudah Pro (berbayar), maka aplikasi bisa dijalankan terpisah serta bisa diunggah ke Playstore. Walau versi free, aplikasi Appsheet memberikan pilihan untuk bisa membuat shorctcut pada halaman utama layar gadget sehingga tampak seperti aplikasi tersendiri. Aplikasi ini juga bisa dibuka menggunakan laptop atau komputer dengan meminta alamat situs web kepada admin, sehingga guru bisa mendownload hasil rekapan nilai langsung ke laptop mereka.

Berikut ini adalah gambar aplikasi Appsheet  di Playstore dan tampilan shortcutnya.

                  

 
Gambar 11. Appsheet di Playstore 


Gambar 12. Tampilan Shortcut Aplikasi

 

Setelah menggunakan aplikasi Nilai Siswa, kami melakukan wawancara online terhadap siswa dan orang tua. Hasil screenshot Chat WA terhadap siswa  dapat dilihat pada Gambar 13 dan chat WA kepada orang tua dapat dilihat pada Gambar 14. Adapun dari hasil wawancara siswa, bisa disimpulkan bahwa aplikasi sangat mudah digunakan, lancar dan bermanfaat. Dari hasil wawancara orang tua bisa disimpulkan bahwa aplikasi tersebut berguna untuk melihat nilai siswa-siswa, dan pada saat nanti siswa sudah masuk asrama, orang tua tetap bisa memantau nilai anaknya dari rumah.


Gambar 13. Wawancara Siswa

 


Gambar 14. Wawancara Orang Tua


Gambar 15. Dokumentasi Aplikasi Nilai Siswa dari Rumah

 Setelah menerapkan aksi nyata modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran, saya merasa bahwa 9 langkah dalam pengambilan keputusan sangat bermanfaat ketika akan memutuskan suatu hal. Setiap langkah sangat urut dan saling terkait untuk menuntun dalam pengambilan keputusan. Contoh, letak langkah intevetigasi opsi trilema berada sebelum langkah membuat keputusan. Hal ini berguna untuk melihat pilihan lain dari dilema yang dihadapi, sehingga keputusan yang diambil tidak kaku dan dapat memperoleh keputusan yang terbaik.

Pada penerapan aksi nyata modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid, saya merasa bahwa Aplikasi Nilai Siswa memang sangat diperlukan terutama oleh siswa dan orang tua dalam mengetahui perkembangan pembelajaran yang telah dilalui. Walau mungkin aplikasi ini dari segi interface masih sangat sederhana, namun aplikasi sangat mudah digunakan sehingga mampu mencapai tujuan dari aplikasi tersebut dibuat. Selain itu, Aplikasi Penilaian yang digunakan guru juga dirancang untuk memudahkan guru dalam penginputan dan perekapan nilai.

Pembelajaran yang bisa diambil pada aksi nyata yang telah diterapkan yaitu:

1)    Di dalam pengambilan keputusan yang memang bukan termasuk wewenang kita, maka untuk mencapai keputusan tersebut harus berkoodinasi dengan pihak terkait sesuai wewenangnya.

2)    Keputusan yang berhasil dibuat memang bukan keputusan yang terbaik, namun lebih baik dari semua pilihan yang ada. Tentunya setelah melewati langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat.

3)    Aplikasi Penilaian dan Aplikasi Nilai Siswa masih memiliki kekurangan dalam interface karena masih sederhana. Tampilan dalam bentuk tabel per item membuat ukuran font-nya kecil.

4)    Aplikasi masih memiliki keterbatasan user per email karena masih menggunakan versi free, sehingga akan memerlukan banyak email untuk mengakses aplikasi. Itu pun maksimal email untuk satu aplikasi hanya maksimal digunakan 10 user  per bulan.

5)    Aplikasi masih dalam tahap uji coba dan baru digunakan oleh satu guru, sehingga belum nampak signifikan apakah aplikasi ini praktis secara signifikan.

Pada aksi nyata modul 3.1, hal yang perlu diperbaiki adalah koordinasi dengan pihak terkait secara menyeluruh. Karena pada aksi nyata tersebut, saya hanya berkoordinasi dengan dengan Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum. Padahal para guru seharusnya dilibatkan karena merupakan objek yang terkena dari dampak keputusan yang dibuat. Sedangkan pada aksi nyata modul 3.3, perbaikan diperlukan khususnya terhadap aplikasi yang dibuat. Yang pertama, perlu adanya uji coba instalasi aplikasi pada smartphone iphone. Karena bisa jadi diantara para siswa ada pengguna iphone. Yang kedua, perlu adanya aplikasi khusus orang tua, sehingga orang tua bisa tidak perlu menggunakan hp anaknya untuk memantau perkembangan penilaian.

Sekian pemaparan tentang penerapan aksi nyata modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran dan modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid, semoga menginspirasi...

Berikut adalah link demontrasi penggunaan aplikasi.

Aplikasi Penilaian (untuk guru):

https://youtu.be/XAE2K76RNyI

Aplikasi Nilai Siswa (untuk siswa dan orang tua):

https://youtu.be/orbAuMyGOYo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran