Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh :
Ardi, S.Pd
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching
kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Berdasarkan perkataan
Bob Talbert tersebut, saya memahami bahwa pendidikan anak di aspek
pengetahuan memang penting, tapi yang terpenting adalah anak-anak harus dididik
bagaimana menghargai orang lain (aspek sikap). Sikap tersebut dapat diterapkan
dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Selain itu, juga dapat digunakan dalam
mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin nantinya dengan mempertimbangkan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terbaik.
Pendidikan
sikap anak tentu tidak lepas dari peran seorang guru atau pendidik, Saat ini,
pendidikan di Indonesia mengacu pada filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) yang
juga mementingkan pendidikan budi pekerti anak. Tentu kita masih ingat dengan
Triloka KHD, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut
Wuri Handayani. Triloka ini memiliki pengaruh
terhadap bagaimana seorang pemimpin mengambil sebuah keputusan.
Gambar 1. Triloka Filosofi KHD
Ing Ngarso Sung Tulodo bermakna bahwa seorang pemimpin harus memberikan
keteladanan baik dari sikap dan perkataanya dalam mengambil keputusan-keputusan
untuk setiap dilema moral yang dihadapi. Oleh karena itu penting untuk seorang
pemimpin berkesadaran penuh agar menyadari bahwa praktik baiknya ketika
menghadapi dilema moral dan kebijakan yang diambil akan menjadi teladan baik
bagi warga sekolah.
Ing Madyo
Mangun Karso bermakna bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan semangat/motivasi bagi orang-orang yang dipimpinnya dari setiap-setiap keputusan-keputusan
yang diambilnya. Sehingga penting untuk menjalankan 9 langkah dalam pengambilan
keputusan agar keputusan yang dihasilkan dapat memotivasi warga sekolah dalam
situasi-situasi dilemma yang mereka hadapi.
Sedangkan Tut
Wuri Handayani bermakna bahwa seorang pemimpin dapat mendorong dari belakang,
memberi dukungan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga dalam membuat keputusan, keputusan tersebut harus mampu merubah
orang-orang yang dipimpin menuju ke arah yang lebih baik dan memiliki
nilai-nilai kebijakan baik dalam dirinya.
Nilai – nilai dalam diri seorang pemimpin pembelajaran sangat penting dalam sebuah pengambilan keputusan.Seperti kita ketahui bahwa ketahui bahwa Langkah kedua dari 9 langkah pengambilan keputusan adalah mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi dilema sosial yang dihadapi. Langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan sebelum mengambil keputusan dengan mengaktegorikan paradigma pengambilan keputusan dari dilema sosial tersebut. Langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral namun tetap mengakaitkannya dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu seorang pemimpin pembelajaran harus matang dalam segi nilai-nilai kebajikan dalam dirinya seperti nilai religius, moral, dan integritas.
Dalam pengambilan keputusan, keterampilan coaching akan membekali seorang pemimpin pembelajaran menjadi pembelajar dan coach bagi dirinya sendiri dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan untuk memprediksi hasil keputusan dan melihat berbagai pilihan solusi sehingga dapat menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan coaching diharapkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan berkesadaran penuh sesuai data dan fakta yang didapatkannya dari dilema moral yang dihadapi.
Kesulitannya adalah perubahan paradigma pengambilan
keputusan yang mungkin selama ini lebih menitikberatkan pada rasa kasihan,
kesetiaan, ataupun keputusan jangka pendek. Oleh karena itu perlu untuk kita
mensosialisasikan dan menerapkan praktik baik pengambilan keputusan ini dalam
komunitas praktisi di lingkungan sekolah kita.
Komentar
Posting Komentar